Tujuan Pendidikan dan hasil Belajar Domain dan Taksonomi
1.
Domain Hasil Belajar
Arikunto (2003:117)
mengemukakan juga bahwa ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada
tingakatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu: ranah kognitif
(cognitive domain), ranah afektif (affektive domain), dan ranah psikomotor
(psycomotor domain).
Dalam sumber yang sama,
Arikunto (2003:137) menjabarkan kata operasional dalam tiga ranah atau domain
besar sebagai berikut:
1.
Cognitive Domain
a.
Pengetahuan (knowledge)
Mendefinisikan,
mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan,
menyatakan (states), mereproduksi.
b.
Pemahaman (comprehension)
Mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, memperkirakan.
c.
Aplikasi
Mengubah, menghitung,
mendemonstrasikan, memanipulasikan, memodifikasikan, mengoperasikan,
meramalkan, menyiapkan, menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan,
menggunakan.
d.
Analisis
Memerinci, menyusun
diagram, mebedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan,
menunjukkan, menghubungkan, memilih, meisahkan, membagi (subdivides)
e.
Sintesis
Mengategorikan,
mengombinasikan, mengarang, menciptakan, membuat desain, menjelaskan, memodifikasikan,
mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali,
merekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan, merevisi, menuliskan
kembali, menuliskan, menceritakan.
f.
Evaluasi
Menilai membandingkan,
menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,
menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu (supports)
2.
Affective Domain
a.
Receiving
Menanyakan, memilih,
mendeskripsikan, mengikuti, memberikan ,mengidentifikasikan, menyebutkan,
menunjukkkan, memilih, menjawab.
b.
Responding
Menjawab, membantu,
mendiskusikan, menghormat, berbuat, melakukan, membaca, memberikan, menghafal,
melaporkan, memilih, menceritakan, menulis.
c.
Valuing
Melengkapi,
menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengudang,
menggabungkan, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerjasama,
mengambil bagian (share), mempelajari.
d.
Organization
Mengubah, mengatur menggabungkan,
membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan,
mengidentifikasikan, mengitegrasikan, memodifikasikan, mengorganisir,
menyiapkan, menghubungkan, mensintesiskan.
e.
Characterization by value or value complex
Membedakan, menerapkan,
mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan,
mempertunjukkan, menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, menggunakan.
3.
Psycomotor domain
a.
Muscular or motor skills
Mempertontonkan gerak,
menunjukkan hasil, (pekerjaan tangan), melompat, menggerakkan, menampilkan.
b.
Manipulations of material or objects
Mereparasi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.
c.
Neuromuscular coordination
Mengamati, menerapkan,
menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik,
menggunakan.
2.
Taksonomi Hasil Belajar Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu:
1.
Penerimaan (Receiving/Attending)
Penerimaan atau Receiving
adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan
untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejalagejala atau rangsangan
yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di
beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu
kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka
bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka,
dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentifikasikan
diri dengan nilai itu.
2.
Tanggapan
(Responding)
Tanggapan atau Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut
sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.
3.
Penghargaan (Valuing)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek. Dalam kaitan dalam proses
belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,
yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan
mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik
telah menjalani proses penilaian.
4.
Pengorganisasian
(Organization)
Mengatur atau mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain.,
pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.
5.
Karakterisasi
Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
Ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara
konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Pada jenjang ini
peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk
waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menjadi
lebih konsisten, menetap dan lebih mudah diperkirakan.
3.
Taksonomi Hasil Belajar
Kognitif
Pada dasarnya
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan
memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang
yang paling tinggi.
Berikut adalah kenam jenjang ranah
kognitif :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Yaitu kemampuan
seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan
untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan di sebut sebagai proses berfikir
yang paling rendah.
2.
Pemahaman
(Comprehension)
Yaitu kemampuan
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
3.
Aplikasi
(Application)
Yaitu kemampuan
menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru
dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat
kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
4.
Analisis
(Analysis)
Yaitu kemampuan
untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau
faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
5.
Sintesis
(Synthesis)
Yaitu kemampuan
berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
berbentuk pola baru.
6.
Evaluasi
(Evaluation)
Yaitu merupakan
jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokanpatokan atau kriteria yang ada.
4.
Taksonomi Hasil
Belajar Psikomotorik
Ranah psikomotor
adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilan
untuk melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu tersebut, meliputi
keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun dibuat oleh ahli lain
tetapi tetap berdasarkan pada domain yang dibuat Bloom. Ranah psikomotorik ini
dikembangkan oleh Simpson, dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah:
1.
Persepsi
(Perception)
Penggunaan alat
indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup kemampuan
untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran
akan hadirnya ransangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan
yang ada.
2.
Kesiapan
(Set)
Kesiapan fisik,
mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Kesiapan mencakup kemampuan untuk
menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangakaian
gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani.
3.
Guided
Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam
mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan
gerakan coba-coba.
4.
Mekanisme
(Mechanism)
Membiasakan
gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap. Ini mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangakaian gerakan dengan
lancer karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang
diberikan.
5.
Respon
Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang
terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Gerakan
kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri
atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini
dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan
beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur.
6.
Penyesuaian
(Adaptation)
Keterampilan yang
sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Adaptasi
ini mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan poila
gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan taraf ketrampilan
yang telah mencapai kemahiran.
7.
Penciptaan
(Origination)
Membuat pola gerakan
baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. Penciptaan
atau kreativitas adalah mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola
gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://radenmasslamet.blogspot.com/2011/11/3-unsur-dalam-hasil-belajar-kognitif.html
http://sumardi28.blogspot.com/2011/01/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan.html
Komentar
Posting Komentar